Selasa, 09 Agustus 2011

Lewat Jaringan Asmara

Nurul dan Desi yang sedang menikmati makan siang terkejut ketika mendengar suara sesenggukan orang menangis. Kedengerannya nelangsa banget, seperti orang yang sedang mengalami penyiksaan lahir bathin. Bukan hanya fisiknya saja yang disiksa, tapi juga jiwanya.

KONTAN kedua cewek itu bangkit dari duduk dan beranjak ke luar lewat pintu belakang yang sengaja dibuka lebar agar angin lebih banyak masuk. Bagian  belakang rumah itu langsung berhadapan dengan teras samping rumah tetangga. Dan di antara ruang kosong tersebut diletakan sebuah ayunan besi bagi siapa pun yang ingin bersantai.
Nurul dan Desi juga sering duduk di sana di sore hari sambil membaca atau berdiskusi (istilah santun dari ngegosip).

Tapi siang ini, mereka melihat ada seseorang duduk di sana. Nggak jelas cewek atau cowok karena kepalanya terbalut helm dan duduk membelakangi mereka. Dari rambutnya yang pendek, bisa jadi dia seorang cowok. Atau bisa juga bisa tomboy. Tapi dari tangisannya yang terdengar pilu, dia pastilah seorang cewek yang sangat perasa, yang hatinya terbuat dari kristal yang sangat rapuh.

Keraguan Nurul dan Desi tentang jenis kelamin segera lenyap ketika mendengar suara orang itu kemudian. Sambil tetap menangis sesunggukan, orang itu berkata ; "beneran aku cinta ... hiks hiks hiks ... aku ngga mau diputusin ... hiks ... aku cinta sama kamu. aku sayang banget... hiks ..."

Kedengerannya klise banget. Tapi karena disampaikan sembari menangis pilu begitu, siapa pun yang mendengarnya pasti akan trenyuh. Bahkan Nurul dan Desi yang sering menggodai orang itu, menjadi ngga tegaan dan masuk kembali ke ruang makan untuk dua tujuan ; untuk melanjutkan makan siang yang tertunda dan memberikan kesempatan bagi Ricky, cowok itu, untuk melampiaskan perasaannya.

Diseberang sana, pastilah Molly, pacar Ricky yang sudah ribuan kali namanya didengar Nurul dan Desi tetapi belum pernah dilihat wajahnya sekali pun.
"Ada masalah apa kira-kira, ya ?" tanya Desi dengan mulut penuh nasi.
"Kedengerannya sih, sebuah cinta yang akan segera berakhir."
"Tapi kenapa harus Ricky yang nangis ? biasanya kan cewek yang nangis."
"Karena Ricky yang akan diputusin pacarnya. Kali aja Ricky sangat cinta sama Molly seperti yang sudah sering kita dengar. Tapi kita kan ngga pernah dengar pengakuan itu dari Molly. Liat mukanya aja belum pernah."

"Tapi masalahnya pasti ngga sesederhana itu," sahut Desi.
Memang ngga. Tapi Nurul dan Desi ngga tahu masalah apa sehingga Ricky yang biasanya garang, bisa sampai sebegitunya hanya karena hendak diputusin Molly. Bukankah selama ini pun Ricky sudah sering mutusin dan diputusin cewek ? Apakah karna baru kali ini Ricky benar-benar cinta sama cewek itu ?
Nurul dan Desi jadi penasaran dengan cewek spesial bernama Molly itu.

***
SETELAH kondisi kembali normal dua hari kemudian, Nurul dan Desi baru berani bertanya kepada Ricky mengenai masalah yang membuat cowok itu berurai air mata. Awalnya Ricky ngga mau bercerita karena malu akan menjadi bahan tertawaan. Hari gini cowok masih nangis karena cinta ? Hihihihihi .... !
Pasti begitu reaksi dua bersaudara Nurul Dan Desi ketika mendengar kisah kasih Ricky  tetangga mereka.
"Daripada ceritain ke kalian, mendingan aku curhat sama semut aja"
"Ya, udah. Besok kalo butuh pulsa lagi, kamu minta ke semut aja" ancam Nurul. Cewek itu memang sering berbaik hati bagi-bagi pulsa ke Ricky. Soalnya, dia punya bisnis pulsa jaringan semacam M-Kios yang sudah lumayan menguntungkan. Nurul sudah punya 15 ribu anggota sehingga hanya dengan duduk-duduk aja, uang mengalir ke koceknya rata-rata sampai Rp. 5 juta per bulan. Masih SMA, sudah punya penghasilan Rp. 5 juta. Bagi Nurul itu sudah luar biasa banget. Dia ngga perlu nyusahin ortu lagi. Bahkan untuk jajan adiknya Desi yang cuma selisih usia kurang dari dua tahun, sudah menjadi tanggungannya.

Sebagai rasa syukur, Nurul sering bagi-bagi pulsa buat rekannya, terutama buat Ricky yang kebutuhan utamanya adalah pulsa. Bayangin aja, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, cowok itu ngga pernah lepas dari ponsel. Entah gimana dia bisa betah bicara dan saling berkirim pesan singkat dengan Molly sampai begitu lama. Mengingat itu, Nurul jadi tambah penasaran dengan cewek itu hingga mampu membuat Ricky betah menelepon berjam-jam.

Nurul memang tahu, selain rajin berkirim SMS ke Molly, Ricky juga berlangganan SMS registrasi cinta dan asmara yang ia kirim ke 9663.
Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mendapatkan tips-tips jitu dan menarik seputar cinta dan asmara.
Nurul tahu, selama ini Ricky berhasil menggaet banyak cewek berkat kemampuannya yang telah terlatih setelah tahunan berlangganan SMS cinta dan asmara tersebut. Mungkin karakter percintaannya terbentuk disana, termasuk hatinya yang tiba-tiba menjadi serapuh kristal ketika mendapat problema asamar dengan Molly. Sebelum Molly, pacar-pacar Ricky seperti Mimi, Lea, Putri, Endah, Dika, Nana -sekedar menyebut beberapa nama- digaet Ricky setelah terjadi keakraban via telepon dan SMS.
Makanya ketika mendapat ancaman itu, Ricky jadi khawatir juga. Dia berpikir, kalau sampai Nurul berhenti memberinya bonus pulsa, maka dirinya akan semakin jaga jarak dengan Molly. Dan itu bisa membuatnya menangis berhari-hari.
"Tapi janji ya, kalian ngga akan tertawa ?"
"Kalo lucu gimana ?" tatap Desi.
"Iya," balas Nurul. "Nahan tawa kan bisa bikin sakit..."
"Kalo kalian tertawa, aku ngga bakalan cerita," ancam Ricky.

Akhirnya kakak beradik Nurul dan Desi menyepakati. Ricky lantas mengungkapkan beberapa fakta yang belum pernah diceritain ke Nurul dan Desi. Bahwa dia jadian dengan Molly lewat telepon, sama seperti pacar-pacarnya terdahulu.
"Bahkan, yang dulu selalu sama; jadian lewat telepon, putus pun lewat telepon."
Yang menegjutkan Nurul dan Desi, ternyata Ricky ngga pernah berjumpa dengan sama pacar-pacarnyanya sekali pun. Merka hanya pacaran lewat telepon saja tanpa pernah copy darat. Hubungan cinta mereka terjalin dan berpilin-pilin lewat jaringan asmara tanpa kabel. Nomor-nomor mereka didapatkan Ricky dari teman, atau salah sambung, atau ada yang dipencet Ricky secara acak saja ketika sedang iseng.

"Jadi ... ?" tatap Desi dengan mata membeliak seperti orang-orang kaget dalam sinetron. "Kamu belum pernah ketemu dengan Mimi, Lea, Putri, Endah, Dika, Nana, dan yang lain-lain itu?!"
"Belum sekali pun," Ricky menggeleng sambil meringis.
"Gimana dengan Molly ?" tanya Nurul kemudian.
"Naah, itu dia masalahnya ..." sahut Ricky. "Aku ngajak Molly jumpa untuk pertama kali, Tapi dia bilang mendingan kami putus kalo harus berjumpa. Molly ngga ngasih penjelasan kenapa. Padahal, aku uda bilang perasaanku ngga akan berubah gimana pun keadaan Molly."
Nurul ngga tahu harus tertawa atau malah ikutan menangis kayak Ricky saat menyadari kenyataan itu. Bagaimana mungkin Ricky sampai begitu nelangsanya untuk seseorang yang belum pernah dilihat wujud aslinya. Bagaimana kalau Molly itu ternyata perempuan yang lebih pantas jadi neneknya ? Atau dia seorang cowok yang bersuara selembut cewek ?

"Hahahahahaha ....." Akhirnya Nurul ngga bisa nahan tawanya. Mungkin setelah ini dia harus menghukum Ricky dengen berhenti sementara memberikan pulsa-pulsa gratis. Sesuatu yang gratis kadang memberikan dampak negatif, seperti jalinan asmara Ricky dengan pacar-pacarnya.

***** 
                                                                                               #cerpen :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar